Cara Bikin Motivation Letter yang Standout dan Lolos Seleksi

Halo TNers! kamu pernah tertolak beasiswa impian? Tapi di sisi lain, kamu ngerasa bingung, karena CV udah oke, nilainya bagus, dan punya pengalaman yang banyak. Bikin frustasi nggak sih? Nah, kadangkala, permasalahannya bukan kamu yang kurang kompeten, tapi letter of motivation kamu yang belum bercerita dengan baik.
Oke, di artikel ini, kita bakal bahas cara bikin letter of motivation yang standout dan reviewer paham dengan motivasi kamu.
Apa itu Motivation Letter?
Biar kamu makin mengalir nulisnya, kita bahas dulu pengertian surat pengantar beasiswa ini. Jadi, letter of motivation buat beasiswa itu bisa dibilang surat atau esai singkat yang isinya kenapa kamu pengen banget dapet beasiswa tersebut.
Intinya, kamu ingin menunjukan bahwa kamu layak dipilih sebagai kandidat. Di sini, kamu bisa cerita soal latar belakang pendidikanmu, motivasi pribadi, tujuan hidup, dan kelebihan yang kamu punya.
Surat rekomendasi ini, sering jadi penentu dalam seleksi. Karena lewat surat ini, mereka bisa lihat siapa kamu sebenarnya. Bukan cuma nilai atau prestasi di kertas. Mereka bisa ngerti seberapa serius kamu, passion kamu, dan rencana masa depanmu kalau dapet beasiswa tersebut.
Apa bedanya dengan Cover Letter?
Sebenarnya, perbedaan utama antara motivation letter dan cover letter ada di isi, tujuan, dan kapan dipakainya.
Kalau letter of motivation , isinya lebih banyak cerita soal motivasi pribadi kamu. Siapa kamu, minatmu apa, tujuanmu ke depan, dan kenapa kamu tertarik daftar ke program tertentu. Biasanya dipakai buat apply beasiswa, kuliah, magang, atau kegiatan volunteer. Surat ini lebih panjang, detail, dan personal karena memang tujuannya biar si pembaca ngerti semangat dan visi kamu.
Sementara itu, cover letter lebih fokus ke pengalaman kerja, skill, dan prestasi yang relevan sama posisi yang kamu lamar. Gaya bahasanya lebih formal, singkat, dan biasanya dikirim bareng CV ketika melamar pekerjaan. Jadi tujuannya buat nunjukin kalau kamu cocok banget sama job yang ditawarkan.
Keduanya sama-sama surat pengantar, tapi bedanya jelas. letter of motivation biasanya ditulis dengan lebih pribadi dan penuh sentuhan emosional, sementara cover letter dibuat lebih formal dan langsung jelas ke intinya.
biasanya lebih personal dan nyentuh perasaan, sedangkan cover letter lebih profesional dan to the point.
Struktur Ideal dalam Menyusun surat
Kalau kamu lagi bikin letter of motivation untuk beasiswa, struktur idealnya biasanya dibagi jadi tiga bagian utama: pembuka, isi, dan penutup.
1. Pembuka

Di bagian awal, kenalin diri kamu secara singkat. Cukup sebut nama, latar belakang pendidikan, dan beasiswa apa yang lagi kamu incar. Nah, di sini juga kamu bisa masukin alasan utama kenapa tertarik banget sama program tersebut. Tujuannya, biar si pembaca (tim seleksi) penasaran dan ingin lanjut baca sampai habis.
2. Isi

Bagian ini adalah “jantung” dari motivation letter. Di sini kamu bisa cerita soal latar belakang akademis, pengalaman yang relevan, prestasi, sampai skill yang kamu punya. Jangan lupa masukin juga motivasi kuat yang bikin kamu mantap melamar beasiswa itu.
Selain itu, penting banget untuk jelasin gimana beasiswa tersebut nyambung sama rencana masa depan dan tujuan karirmu. Nah, pas bagian ini, coba tunjukin banget kualitas pribadimu dan alasan jelas kenapa kamu layak buat dipilih.
usahakan kamu benar-benar nunjukin kualitas personal dan alasan spesifik kenapa kamu pantas dipilih.
3. Penutup

Di akhir motivation letter, kamu bisa rangkum lagi alasan utama melamar beasiswa. sekaligus menegaskan komitmen dan harapanmu kalau berhasil diterima. Pastikan juga kamu menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak penyedia beasiswa atas kesempatan dan perhatian yang telah diberikan.
Singkatnya, letter of motivation untuk beasiswa itu harus rapi, jelas, fokus, dan meyakinkan. Dengan struktur kayak gini, suratmu bakal lebih enak dibaca, sistematis, dan bisa benar-benar menunjukan siapa kamu, kenapa kamu layak, dan apa rencanamu ke depan kalau dapet beasiswanya.
Tips Menulis Surat yang Outstanding
Kalau kamu lagi mau nulis surat rekomendasi, buat beasiswa luar negeri, ada beberapa tips membuat motivation letter yang bisa bikin suratmu lebih menarik dan punya nilai plus di mata tim seleksi.
- Cari tahu dulu tentang programnya. Jangan asal nulis. Luangkan waktu buat riset soal beasiswanya, siapa penyelenggaranya, apa visi-misi mereka. Dari situ kamu bisa bikin isi suratmu nyambung sama apa yang mereka cari.
- Buka dengan kalimat yang bikin nempel. Jangan buka suratmu dengan kalimat pasaran seperti “Nama saya…” atau “Saya mau daftar…”. Coba gunakan pengalaman pribadi, cerita sederhana, atau kalimat yang menunjukkan passion kamu.
- Ceritain pengalamanmu dengan jelas. Ceritain juga latar belakang akademik, pengalaman, dan prestasi yang nyambung sama beasiswa yang kamu incar. Kalau ada bukti pendukung kayak sertifikat bahasa asing, jangan ragu sebutin.
- Jujur soal motivasi. Ceritain aja kenapa kamu pengen banget dapetin beasiswa itu dan gimana programnya cocok sama rencana studimu ke depan.
- Tunjukin visi masa depan. Jangan cuma mikirin diri sendiri, tapi juga tulis gimana kamu bisa kontribusi buat masyarakat, bidang studi, atau komunitas setelah dapet beasiswa.
- Pakai bahasa yang simpel dan enak dibaca. Nggak perlu terlalu ribet atau penuh jargon. Profesional iya, tapi tetap personal dan manusiawi.
- Jangan pake template buat semua beasiswa. Bikin setiap letter of motivation sesuai sama program yang lagi kamu daftar.
- Baca ulang sebelum kirim. Cek ejaan, tata bahasa, sampai alur ceritanya. Kalau bisa, minta orang lain baca biar dapet masukan.
- Masukan kata kunci penting. Beberapa program punya sistem filter atau reviewer yang terbiasa cari keyword tertentu. Jadi nggak ada salahnya kalau kamu sesuaikan juga.
- Jangan kepanjangan. letter of motivation idealnya satu halaman aja. Padat, jelas, tapi tetap kena.
Intinya, letter of motivation itu bukan sekadar formalitas. Kalau kamu bisa bikin surat yang jujur, fokus, dan nyambung sama tujuan program, peluangmu buat dapet beasiswa luar negeri bakal jauh lebih besar.
Kesalahan Umum dalam Menulis Motivation Letter
Banyak juga yang udah punya prestasi oke, pengalaman keren, tapi tetap aja nggak tembus seleksi beasiswa. Salah satu permasalahannya, letter of motivation yang ditulis kurang bisa meyakinkan atau bahkan banyak kesalahan. Nah, biar kamu nggak jatuh di lubang yang sama, yuk kita bahas kesalahan umum yang sering bikin letter of motivation ditolak.
1. Nggak nyambung sama tujuan beasiswa
Kalau letter of motivation kamu nggak sejalan sama visi, misi, dan tujuan penyedia beasiswa, jadinya suratmu bakal keliatan standar banget dan kurang bisa bikin mereka yakin.
Karena itu, kamu perlu menyesuaikan cerita, pengalaman, dan tujuan pribadimu agar sejalan dengan kriteria beasiswa yang dituju.
2. Terlalu klise dan nggak ada ciri khas
Letter of motivation yang isinya cuma alasan umum kayak “saya ingin belajar lebih giat” atau “saya ingin mengembangkan diri” jelas kurang greget. Suratmu harus punya cerita personal dan unik yang bikin kamu beda dari pelamar lain.
3. Banyak typo dan grammar error
Kesalahan ejaan, tata bahasa yang berantakan, atau kalimat yang nggak enak dibaca bisa langsung nurunin kredibilitas kamu. Jadi, jangan malas proofreading ya!
4. Hanya fokus ke diri sendiri
Kalau letter of motivation cuma ngomongin “saya ingin ini” atau “saya butuh itu” tanpa nunjukin kontribusi positif ke masyarakat, akademik, atau bidang studi, hasilnya bakal kurang meyakinkan. Tunjukkan juga dampak yang bisa kamu kasih.
5. Nggak menyesuaikan dengan karakter beasiswa
Ingat, tiap program beasiswa punya gaya dan targetnya masing-masing. Motivation letter yang isinya sama persis buat semua jenis beasiswa, biasanya gampang banget kebaca dan peluang kamu buat lolos jadi lebih kecil.
6. Terlalu umum dan nggak spesifik
Hindari kalimat klise kayak “saya suka belajar” tanpa bukti nyata. Lebih baik kasih contoh konkret biar suratmu lebih kuat.
7. Isinya cuma ngulang CV
Letter of motivation bukan tempat untuk copy-paste isi CV. Surat ini harusnya nunjukin sisi personal kamu: motivasi, alasan, dan cerita di balik prestasi.
8. Panjang dan bertele-tele
Letter of motivation yang terlalu panjang bikin pembaca bosan. Idealnya cukup 1 halaman aja, singkat tapi padat.
9. Gaya bahasa nggak pas
Bahasa terlalu kaku bikin terkesan kering, tapi terlalu santai juga bisa dianggap nggak profesional. Jadi pakai bahasa yang sopan, jelas, tapi tetap natural.
10. Nggak dicek ulang
Kesalahan kecil kayak typo atau kalimat typo bisa kasih kesan kalau kamu kurang serius. Proofreading itu wajib, bahkan lebih bagus lagi kalau ada orang lain yang bantu cek.
Nah, supaya motivation letter kamu lebih gampang menarik perhatian, pastiin aja kamu nggak ngulangin kesalahan-kesalahan tadi.
Sudah siap Berjuang untuk dapat Beasiswa?
Dalam proses seleksi beasiswa,salah satu yang menjadi pertimbangan adalah surat motivasi yang kamu tulis. Dengan mempelajari strukturnya, tips menulis surat dan belajar dari kesalahan umum saat menulis, motivation letter kamu akan lebih standout dan dilirik reviewer.
Jangan lupa, buat suratmu lebih terstruktur, orisinal, dan relevan dengan tujuan beasiswa. Ingat, letter of motivation adalah kesempatan emas untuk menunjukan siapa kamu sebenarnya, jadi tulis dengan hati, jujur, dan tetap profesional.
Kalau kamu ingin lebih well prepare buat daftar beasiswa dan lolos tahap seleksi berkas, yuk ikuti program full day intensive TOEFL atau IELTS bersama Titik Nol English Course Medan. Program ini bakal ngebantu banget buat ngeraih skor TOEFL atau IELTS yang kamu pengen. Yuk daftar sekarang juga!

Hai! Saya seorang SEO Content Writer yang percaya tulisan bagus itu bukan cuma untuk mesin pencari, tapi juga untuk pembacanya. Selamat membaca!